Nama saya
nabila ayu putri, saya hanyalah seorang gadis remaja pada umumnya.. tidak ada
yang bisa dibanggakan oleh diri saya. Saya tumbuh di lingkungan yang menurut
saya dikelilingi oleh orang-orang yang egois, orang-orang yang berfikir dialah
yang paling benar dan berambisi. Saya tumbuh bersama kedua orang tua saya yaitu
fori radifah (ibu saya) dan edi santoso (ayah saya) serta kakak saya yang
bernama rangga aditya putra. Jujur dari kecil hingga sekarang saya tidak lagi ingat
dengan jelas masa kecil saya ketika berumur dibawah 5 tahun.. entah kenapa.
Semenjak orang tua saya bercerai ketika saya berumur 5 tahun kenangan indah itu
serasa sirna seperti noda hitam diatas baju putih yang dapat hilang oleh
rendaman air diterjen, tanpa pengharum yang menetralisir apeknya bau diterjen
itu .. seperti kenangan saya, tidak ada yang mau menceritakan harumnya kenangan
kenangan masa kecil itu. Dari sekian banyak kenangan masa kecil saya.. saya
hanya ingat beberapa, saya ingat bahwa dulu saya pernah tinggal di jakarta saya
lahir disana di rumah sakit persahabatan. Tepatnya tanggal 13 mei 1996…
“seseorang berperut buncit menangis
kesakitan.. seseorang bertubuh tegap menghampirinya ia panik! Serasa merapi
akan mengerupsi desa sekitar, ia memanaskan mobil sambil berlari menuju wanita
muda itu.. anak laki-laki kecil terlihat bingung melihat tindakan kedua orang
tuanya.. anak lelaki yang pada waktu itu baru berumur 4 tahun ikut menangis
melihat ibunya kesakitan.. sang kepala keluarga tidak kehilangan akal. Si anak pun
digendong dan dimasukkan ke dalam mobil beserta sang istri kemudian menuju
rumah sakit terdekat. Sang ayah pun bersabar menunggu di rumah sakit.. ia tak
henti henti nya berdoa agar anak yang dilahirkan istrinya pun selamat.. ia
terus menerus menunggu sampai pada akhirnya sang bayi perempuan kecil pun lahir
pada tanggal 13 mei 1996”
Nenek saya
pernah menceritakan bagaimana saya dilahirkan.., nenek saya saya sedih pada
waktu itu karna masih kecil saya hanya menangis dan bertanya mana PAPA? Mana
papa yang dulu nungguin bila lahir? Mana papa yang dulu suka gendong bila
dipundak? Mana papa yang suka beliin bila coklat waktu pulang dari kantor?
Hanya ucapan pertanyaan bodoh yang saya berikan pada nenek saya dan tidak akan
pernah dijawab olehnya.. saya kadang berfikir betapa polosnya saya waktu masih
kecil.. betapa bodoh nya saya ketika itu.. kedua orang tua saya bercerai ketika
umur saya 4 tahun dan saya baru mengetahuinya ketika umur saya menginjak 10
tahun.. kemana pikiran saya selama 6 tahun itu?..
Ketika saya
kelas 2 sekolah dasar saya pindah kelampung.. saya ikut nenek dan kakek saya
pindah, saya lebih memilih tinggal bersama nenek dan kakek saya ketimbang
tinggal dengan ibu saya sendiri. Saya dirawat dengan penuh cinta oleh nenek dan
kakek saya.. mereka seperti kedua orang tua saya.. saya tidak ingin melepas
hangatnya pelukan mereka saat itu serasa di kutub utara tanpa memakai sehelai
kain pun asal dipeluk oleh mereka rasanya seperti memakai berlapis lapis
sweater yang tebal.. sungguh hangat dan menyejukkan.
![]() |
saya yang berbaju ungu |
Lama
kelamaan saya betah tinggal dilampung.. ibu saya menyuruh saya untuk pindah
tapi saya menolaknya.. saya sempat membencinya karna dia menikah dengan seorang
laki-laki yang menjadi ayah tiri saya.. saya benci! Benci! Benci! Tidak ada
seorang pun yang bisa menggantika posisi kedua orang tua saya kecuali nenek dan
kakek saya sendiri!.. saya muak dengan orang itu.. tapi ketika kita telah jatuh
kedalam lubang dan tidak mungkin lagi untuk keluar maka janganlah berusaha
untuk keluar tapi berusahalah tentang bagaimana caranya untuk bertahan hidup di
lubang itu.. maka saya pun hanya memendam perasaan itu dan berusaha
menerimanya..
Jika dibilang
saya bodoh! Ya.. benar saya sangat bodoh karna saya tidak pernah berfikir
panjang, ibu saya punya alasan tertentu kenapa dia harus menikah lagi.. dan
saya tidak pernah memberikannya kesempatan untuk menjelaskan.. yang saya
pikirkan adalah hanya perasaan saya saja. Saya orang bodoh dan juga egois.. ibu
saya harus membiayai kakak dan saya sekolah jika hanya mengandalkan gajih nya
saja maka itu pun tak akan cukup.. ia
memikirkan saya dan kakak saya.. saya sedih jika saya mengenang ucapannya itu..
ia mengatakan bahwa harta terindahnya hanyalah kami berdua.. ia tidak ingin
kami berdua terus menerus menjadi parasit seperti ayah kami dulu.. ia hanya
ingin kami berdua hidup dengan cukup dan menjadi orang yang sukses.. sungguh
mulianya ia tapi saya dan kakak saya malah tak mau menerimanya, lambat laun kami
dapat mengerti….
Kehidupan saya
sebenarnya tidak seperti kisah cinderella.. kalau di cinderella ayahnya menikah
lagi dengan seorang ibu tiri yang kejam dengan membawa 2 orang saudara
perempuan yang sangat jahat.. tapi ayah baru saya tidak membawa anak apapun..
kalau di cinderella si cinderella tak pernah bahagia dan selalu dijadika budak
tapi saya tidak.. saya sangat bahagia dengan dua orang ayah yang sama – sama menyayangi
saya. Tidak pernah saya sadari saya punya banyak orang disekeliling saya yang
mendorong saya untuk keluar dari lubang tapi akhirnya saya terjatuh.. seberapa
kuatnya saya berusaha untuk keluar tetap tak akan bisa jadi.. saya memilih
untuk tinggal di lubang itu.
Saya tinggal
di lampung bersama nenek dan kakek saya tapi ketika kakek saya meninggal saya
merasa saya kehilangan sesosok ayah.. ayah yang sangat berarti ayah yang
menggendong saya ketika kecil ayah yang bersedia membuatkah susu ketika ibu
belum pulang kerja… saya sedih sangat sedih.! Tapi saya harus menghadapi ini. Saya
sayang kakek saya.. kini berkuranglah satu orang yang saya menyayangi saya..
bayangkan jika kita kehilangan seorang ayah rasanya pasti sangat sedih..
begitulah yang saya rasakan pada waktu itu.. dan untuk terakhir kalinya saya
mencium pipinya
Kini saya
hanya hidup berdua dengan nenek saya.. hari demi hari saya lewati dengan
berusaha untuk ceria dan menjadi seseorang yang normal serta menjalani hidup
seperti yang dijalani remaja pada umumnya..
![]() |
saya yangberdiri nomor 4 dari kanan |
0 komentar:
Posting Komentar